Kamis, 12 Januari 2012
B.U.I.H
Sewaktu mudik lebaran kami menjajal tol gratis dari Semarang ke Ungaran. Di kanan-kiri jalan berbukit kami saksikan pemandangan perkampungan yang amat padat penduduk. Kami yakin bahwa mayoritas di kampung kumuh tersebut dihuni oleh kaum muslim, sebabnya banyak kusaksikan bangunan-bangunan mesjid, surau ataupun mushola.
Potret seperti ini sudah bercerita banyak :y a. kampung kumuh sebagai refleksi kaum terpinggirkan, termarginalisasi dari budaya metro-kota, terselip nyempil sekenanya di antara gedung, rumah-megah, ataupun vila yang sangat boleh jadi milik kaum non-muslim
b. bertebarannya mesjid,mushola,surau kecil-kecil seperti gambaran kurang ukhuwahnya umat ataupun mungkin salah tafsir atas ibadah muamalah yang termarginalkan di hadapan ibadah minalloh seperti haji ataupun membangun masjid
c. kampung identik dengan rumah-rumah petak kecil berdempetan menandakan populasi manusia yang kberkembangbiak tanpa kontrol (over populated)
Kondisi tersebut sepertinya juga sudah diramalkan Baginda Rosul sejak berabad lampau, ketika menggambarkan kondisi umatnya di akhir zaman. Salah seorang sahabat bertanya : ya..Rosul apakah umatmu sedikit jumlahnya ? Bukan,....bahkan umatku teramat banyak populasinya, namun teramat minim kekuatannya...ibarat BUIH. Remeh-temeh bin rapuh, tertiup angin ke manapun angin suka, tiada daya.
Coba renungkan sabda Baginda Rosul tersebut, kunci apa penyebab gagalnya umat Islam di akhir zaman sekarang ini sehingga digambarkannya sebagai BUIH.?
Clue-nya sebagai rahasia jawaban ada di kata BUIH = B-udaya U-mat I-slam H-ilang.
Seperti juga disabdakan Baginda : Islam datang sebagai keterasingan, dan akan hilang dengan keterasingan (termarginalkan) juga.
Padahal Sabda tersebut mengandung beberapa "padahal".
Padahal-1 : berbagai ilmu dasar turun di bumi Arab (baca : Islam) seperti al-jabar, al-kimia, astronomi, kedokteran ibnu Sina, dll
Padahal-2 : hampir seluruh sumberdaya alam ditumbuhkan di bumi muslim (kebun, hutan) - Indonesia, (minyakbumi, gas) - Arab TimurTengah
Padahal-3 : umat Islamlah yang diwarisi kitab suci alQuran, satu-satunya kitab yang benar-benar paling suci terhadap kesalahan, kontradiksi, perubahan jumlah huruf, keakuratan cara-baca, dan satu-satunya hal yang dapat dihafal oleh siapapun juga di dunia ini
dan masih banyak padahal-padahal lainnya yang memerlukan kontemplasi kita atas keterpurukan Islam di akhir zaman ini.
Kalau modal ilmu, akal, dan sumberdaya alam yang berlimpah tetap tidak mampu menjadikan umat Islam sebagai khalifah fil ardh yang mendatangkan kondisii negeri baldatun thoyibatun warrobun ghafur, maka rahasia jawabnya ada di dialog azali antara Alloh dan malaikat yang intinya keberatan malaikat atas ide Alloh yang akan mencipta makhluk baru bernama manusia yang nantinya berkembangbiak beranakpinak tak terkontrol yang akhirnya hanya akan berperang bunuhbunuhan menumpah darah di muka bumi.
Jumlah penduduk atawa populasi manusia yang overpopulated inilah penyebab segala masalah di akhir zaman, sehinga masarakat madani yang suburmakmur tak kan segera terujud. Hal yang akan menjelmakan kondisi umat Islam menjadi semacam BUIH kata nabi', yang banyak kuantitas namun sedikit kualitas, sehingga B udaya U mat I slam H ilang (BUIH).
Para kolonialis, imperialis', dan orientalispun paham titik lemah ini, sehingga ditaburlah benih virus rusak ini di alam pikiran para kyai, ustad dan panutan umat lewat pemelintiran ayat-ayat :
a. semua makhluk ada rezeki masing-masing
b. banyak anak, banyak rezeki
c. jangan takut miskin, karena banyak anak
d. nabi menyukai umat yang banyak keturunannya
dll.dll.
Kedangkalan tafsir paham di atas sering kita jumpai di pesantren-pesantren dan kampung-kampung sehingga pelemahan umat semakin cepat memBUIH.
Baginda menyruh cari ilmu ke negeri China.
Apakah keberhasilan China dekade belakangan ini karena tegaknya hukum, atau bersihnya korupsi kolusi, atau suksesnya pendidikan ????
Aku jamin bukan karena itu semua. Justru yang mendasar adalah kesadaran China mengontrol populasi dengan prinsip 1C-1C, yaitu One China - One Child. Hanya satu China : maka tak boleh ada Taiwan merdeka, HongKongpun ditagih kembali dari Inggris dan Makau dari Portugis. ONLY ONE child : karena berjubelnya penduduk bermata sipit berkulit kuning ini, maka kontrol populasi adalah mutlak, satu keluarga hanya boleh satu anak, sehingga mesin karya 2 tak (bapak-ibu) hanya dibebani satu beban anak, sehingga daya lompatnya hebat (bayangkan format Indonesia cermin muslim terpadat di jagat, yang satu keluarga ratarata tiga atau empat anak, mesin karya hanya satu, yaitu ayah : sementara beban gotong empat seorang isteri dan tiga anak, maka jangankan melompat, bahkan untuk berjalanpun tertatihtatih).
Tegasnya ZhuRong Ji terhadap kaoruptor, serta konsentrasi pendidikan tingkat politeknik (bukan sarjana), hanyalah penyempurna sukses China.
Taruhlah China sukses di bidang pendidikan dan berhasil menegakkan hukum dalam pembersihan korupsi, namun tanpa sukses mengontrol populasi, saya yakin hasilnya hanyalah sebuah NOL besar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar