Sabtu, 10 September 2011

MASA BALITA (memori terlama)


MASA BALITA (memori terlama)

Setiap anak manusia mempunyai rekaman memorinya masing-masing. Aku juga. Sejauh aku "set back" ke belakang, hanya mentok ke usiaku yang 2,5 Tahun. Ke belakang lagi, seusia setahun aku gak mampu alias rekordku "blurrr". Apalagi jauh ke belakang lagi sewaktu aku di rahim ibu, atau bahkan sewaktu masih berujud sperma bapak. Tentunya sehebat-hebatnya orang, kagak bakalan mengingat dirinya sampai sejauh ujud sperma di kantung kemih bapaknya. Kalau sampai terjadi, maka dirinya kagak bakalan merasa hebat, karena dirinya hanya berbatas tipis dengan pipis bapaknya.

Ada ayat yang mengatakan, bahwa manusia dulunya hanyalah mani yang hina kemudian perjalanan hidupnya menjadi penantang Alloh yang nyata. Dari segi roh, semua tunduk patuh dihadapanNya dan mengaku senantiasa beriman kepadaNya.  Nah, atas dasar ini aku pengin ada orang yang selalu mengingatkanku kalau imanku tiba-tiba menguap. Demikian pula halnya kalian semua, maka "blog"ku ini wahana saling ingat-mengingatkan. Jadinya : positif "think" to?

Kenapa "time tunnel"ku paling pol hanya sampai ke zona 2,5 Tahun ?

Sebagai anak sulung tersayang, aku masih diasuh oraNntuaku di rumah kakekku di Desa Mengger (Mengger : sebuah gundukan tanah meninggi). Kakekku adalah petani mandiri, dalam arti yang sebenarnya, yaitu punya sawah-ladang sendiri, punya hewan piaraan lengkp sendiri : itik, ayam, enthok, kambing, lembu,a kuda, dll. Kebonnya tumbuh aneka bahan-makan : ubi, gadung, sawo, vanili, belinjo, jambu, dll pokoknya kehidupan kakekku boleh dibilang sangat mandiri dan anti-krisis moneter, karena sandang-pangan-papan adalah milik pribadi.

Sebagai petani mandiri, kakekku juga punya berbagai keahlian : menjahit, tukang-kayu, dan pandai ibadah tentunya, namanya terkenal sebagai mbah Kaji Maksum (dulu orang berpredikat haji tergolongkan manusia langka, karena waktu itu hanya ada empat muslim yang bergelar haji di seluruh kabupten). Entah kenapa atau lagi mengerjakan apa waktu itu salah-satu bendo (sejenis golok Jawa) tergeletak di sekitar "baby walker" ku yang berupa tongkat bambu berporos-putar, sehingga keinjak kakiku. Rasanya sakit sekali luka di kakiku itu, sehingga traumanya keingatan sampai sekarang.  Itulah trauma rasa sakit yang membekas seumur-umur, dan aku pernah menanyakan peristiwa injak-bendo itu kepada ibuku : 2,5 Tahun umurmu saat itu nak,,,,,, jawab ibu.yh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar